Jakarta – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, PDI Perjuangan menggelar rapat koordinasi festival desa yang dilaksanakan secara hybrid.
Agenda tersebut diikuti oleh DPD dan DPC PDI Perjuangan, anggota fraksi PDI Perjuangan DPR RI, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota, Kepala daerah atau wakil kepala daerah kader PDI Perjuangan seluruh Indonesia serta 730 peserta yang mengikuti melalui zoom meeting.
Badan Kebudayaan Nasional PDI Perjuangan menyelenggarakan Festival Desa untuk merayakan Bulan Bung Karno 2022. Rencana Festival Desa disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat rapat koordinasi persiapan Festival Desa di Kantor Pusat DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu (19/6/2022).

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyampaikan, kegiatan ini merupakan amanah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
“Ibu Mega mengingatkan pentingnya desa. Desa sebagai taman sari Indonesia, desa sebagai pusat peradaban, desa yang kulinernya begitu luar biasa, dan itu memerlukan sentuhan dari aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan segala sesuatu yang ada di desa. Karena itulah festival desa yang juga dipelopori oleh Badan Kebudayaan ini menjadi sangat penting,” kata Hasto.
Menurut Hasto, festival desa tahun ini adalah sebuah upaya untuk menggelorakan nasionalisme di dalam membangun negeri sekaligus mengangkat seluruh warisan kebudayaan nusantara, serta membangun keunggulan bangsa di bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Nantinya, festival ini akan menggali kreativitas anak muda lewat produksi video dokumenter mengenai desa, dan akan memperebutkan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa.
“Dan itulah yang akan kita lakukan dengan bergerak ke bawah, menyatu dengan masyarakat, khususnya yang tinggal di desa. Seluruh kader-kader PDI Perjuangan dengan cara yang berkebudayaan akan membangun harapan masa depan yang jauh lebih baik,” kata Hasto.
“Itulah cara PDI Perjuangan dalam mempersiapkan Pemilu tahun 2024 dengan bergerak ke bawah memperkuat basis. Bukan bergerak dalam kerangka elitis tetapi bergerak ke sumber utama dari PDI Perjuangan yaitu rakyat, rakyat, dan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan, Tri Rismaharini menjelaskan, festival tahun 2022 akan ada tiga kategori, yakni Festival Milenial Pelopor Desa, Festival Syukur Rakyat Desa, dan Festival Milenial Pelopor Desa.
“Saya yakin program ini akan memberikan nuansa baru, karena penggeraknya semuanya adalah anak-anak muda, anak-anak milenial. Kalau istilah sekarang milenial dan generasi Z,” tutur Risma.
Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Program Kerakyatan DPP PDI Perjuanhan, Sadarestuwati mengatakan, Festival Desa yang kedua ini adalah salah satu cara PDI Perjuangan mendorong inovasi dan penciptaan kemajuan yang khas desa.
“Jadi tidak boleh sama, ya karena desa itu mempunyai potensi masing-masing. Begitu juga ragam budaya, ini masing-masing,” katanya.
Sadarestuwati menyatakan DPP PDI Perjuanga menginstruksikan kader berusaha keras mendorong inisiasi perubahan di desa dalam kerangka Trisakti di setiap wilayah desa. Instruksi itu khususnya untuk kader yang mempunyai posisi strategis di pemerintahan, pusat hingga daerah.

“Sesuai Trisakti, tujuannya yakni untuk berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan tentu saja berkepribadian dalam kebudayaan,” katanya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Andreas Pareira berharap Festival Desa ini akan menjadi tradisi yang perlu diteruskan.

“Diharapkan dapat memunculkan sosok milenial pelopor desa, dapat mengekspresikan bentuk syukur desa, dan juga memberikan pemahaman bahwa desa juga punya inovasi teknologi yang bermanfaat dan berpengaruh di seluruh nusantara, bahkan di dunia,” katanya.
Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan, Rano Karno menuturkan, Festival Desa 2022 akan diikuti lebih dari 1.000 desa. Bahkan di DKI Jakarta, anak muda di kecamatan pun bisa mengikutinya.
“Jadi saya sangat yakin kira-kira yang ikut festival ini lebih dari 1.000,” katanya. (*)