DPD PDI Perjuangan Lampung Mengikuti FGD Penggemukan Sapi Secara Daring


Bandar Lampung –  DPD PDI Perjuangan Lampung mengikuti Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh DPP PDI Perjuangan melalui Bidang Koperasi dan UMKM dengan tema Penggemukan Sapi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan secara daring via aplikasi zoom,di Kantor DPD PDI Perjuangan setempat Kamis (14/7/2022).


FGD ini dilakukan secara hybrid dan diikuti oleh seluruh DPD, DPC PDI perjuangan dan Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah Kader PDI Perjuangan se Indonesia.


Daring yang dilaksanakan DPP PDI Perjuangan berlokasi di Kantor DPP PDI Perjuangan lantai 5 dan ada empat narasumber yang dihadirkan secara via zoom yaitu Komis VI DPRD Provinsi Bali yang juga Ketua Pansus Penyelamatan /Pemuliaan Sapi Bali, I Nyoman Parta, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. Nasrullah, Dewan Penasehat Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)), Drh. Ganis Harsanto Ahmadiningrat, dan Ahli Nutrisi untuk Hewan Ternak, Dr. David.


Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, diskusi hari ini membahas tentang kedaulatan pangan, dimana ini merupakan bentuk kemandirian dan hak setiap bangsa, Negara dan setiap rakyat untuk memproduksi pangan sendiri.


“Jadi saat ini tercatat ada 10 komoditas pangan yang masih diimpor oleh Indonesia yaitu salah satunya daging sapi, maka dari itu DPP PDI Perjuangan melaksanakan FGD ini melalui Bidang Koperasi dan UMKM secara hybrid seluruh Indonesia,” katanya.


Ia menambahkan, sapi Bali merupakan salah satu spesies yang hebat bila dibandingkan dari seluruh jenis sapi di Indonesia.


“Pembahasan terkait sapi ini diangkat sesuai dengan spirit Bung Karno, Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri, dan kita harus bangga dengan sapi Bali yang mana sapi Bali ini memang salah satu sapi yang hebat dari seluruh sapi yang ada di Indonesia,” katanya.


“Ini sangat unik dan dijaga betul itu dnanya agar tidak tercampur dari luar, di Bali itu sekarang ada sekitar 560.000 populasi dan hebatnya sapi Bali ini bisa hamil 17 kali punya anak terbanyak di antara ras sapi-sapi yang lain,” ungkapnya.


Menurut Hasto, Sapi Bali banyak manfaatnya untuk Negara Indonesia, maka sapi Bali harus dijaga dan jangan sampai lalai, apalagi sampai diambil DNA nya oleh Negara luar.


“Bayangkan kalau ini ada peneliti asing yang kemudian mengambil DNA Bali kemudian dikembangkan, misalnya di Australia lalu sapi-sapi Australia beranak juga 17 kali, apa kita nggak rugi? maka inilah yang dimaksudkan oleh Ibu Ketua Umum, Mengapa badan riset dan inovasi nasional itu wajib meneliti apa yang kita punya, ya ini tujuannya untuk menjaga dan mencegah ada Negara lain yang mengambil apa yang kita punya,” jelasnya.


Hasto mengungkapkan, sapi Bali memiliki sejumlah kelebihan diantaranya dagingnya tidak berbau dan memilki warna merah teran.


“Saya catat apa kelebihannya, kelebihannya itu dagingnya tidak berbau sehingga penggunaan rempah itu sedikit kemudian warnanya merah terang ini warna PDI sehingga nampaklebih fresh, kemudian sapi Bali itu massa jenisnya saat dimasak itu tidak banyak berubah karena kandungan airnya sedikit sehingga relatif bobotnya tetap, dan ternyata mampu menurunkan diantaranya kolesterol, asam urat, gula darah,” ungkapnya.


Hasto mengajak seluruh kader PDI Perjuangan untuk membangun optimisme dan menjaga keberagaman Indonesia yang memilki sumber pangan yang luar biasa untuk dikembangkan.


“Mari kita dorong keberdikarian dari desa – desa, desa kuat, Indonesia maju dan berdaulat dan seluruh Kepala Daerah dari PDIP Perjuangan wajib membangun optimisme bahwa dalam hal pangan, Indonesia memiliki sumber yang luar biasa untuk kita kembangkan secara Berdikari dengan syarat bekerjasama dan bergotong royong,”tandasnya.

Adapun sesi diskusi yang dibuka dalam FGD ini untuk menyampaikan kendala pakan yang ada di Provinsi masing – masing, salah satunya di Lampung yang disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup DPD PDI Perjuangan Lampung, Hermanus Suprapto.

Hermanus Suprapto menyampaikan kendala yang ada di Lampung, terutama Lampung Tengah dimana Banyak lahan pakan yang masih belum dimanfaatkan antarai lain pucuk tebu, jerami padi, hingga kandang sapi.

“Banyak pakan dan lahan di Lampung Tengah yang belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti pucuk tebu, itu bisa menjadi bagian 15% dari pakan namun selama ini tidak dimanfaatkan, kemudian jerami padi itu juga kendalanya penggunaan pestisida yang luar biasa sehingga kalau sapi dikasih pakan itu, sapi bisa keracunan, serta kandang sapi di Lampung Tengah ini masih belum berlantai semen sehingga urinenya tidak bisa ditampung, padahal urine itu adalah sumber pupuk nitrogen yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman,” jelasnya.

Hermanus berharap mendapatkan bimbingan maupun pendampingan untuk produktivitas pangan yang dapat ditingkatkan lagi, kemudian juga dirinya berharap petani dapat memanfaatkan limbah dari kotoran sapi.

“Kami juga sangat berharap bahwa setiap tani yang punya tiga ekor sapi itu bisa diproses limbahnya menjadi biogas sehingga kotoran sapi bisa menghasilkan gas, kemudian juga limbahnya yang urine atau cairan dan padatan bisa langsung digunakan untuk pupuk tanaman, banyak sekali sebenarnya petani yang ingin mendapatkan bimbingan pendampingan sehingga produktivitas sapinya dan manfaat kotorannya itu bisa dikembangkan secara efektif,” tandasnya. (*)


Adapun Fungsionaris DPD PDI Perjuangan yang melakukan daring via zoom di Kantor DPD PDI setempat yaitu, Wakil Ketua Bidang Industri, Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial, Cik Raden, Wakil Ketua Bidang Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup DPD PDI Perjuangan Lampung, Hermanus Suprapto, dan Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital, Donald Harris Sihotang. (*)


Tonton Video PDI Perjuangan Lampung : Sudin Hadiri Tebar Kurban DPW LDII Provinsi Lampung

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *